Pasar tempat pendekar nyari penghasilan (Pasar Astambul)
Pada suatu hari di desa yang biasa-biasa saja, hidup lah
seorang laki-laki yang biasa-biasa saja,
walaupun serba biasa-biasa dia mempunyai cita-cita yang luar yaitu melanglang
ke berbagai negeri he he he “ini penulis
oon juga ya, bilang aja mo travelling gitu”
Dengan bermodalkan nekat dan baju satu kering di badan “kayak
lagunya meggi Z. ya he he he” dengan
niat yang tulus disertai dengan kesabaran dan mudah-mudahan di diridhoi oleh
yang maha kuasa dia turun gunung untuk menumpas kesewenang-wenangan di muka
bumi yang dilakukan oleh para pendekar yang berwatak jahat “kayak pendekar jaman dulu aja”
Tempat pendekar menunaikan ibadah (Mesjid Martapura)
Maka sampailah pada waktu yang di rencanakan dengan diiringi
derai air mata dia dilepas oleh binatang piaraannya “he he he namanya juga
jomblo walaupun pesawatnya nyungsep di selat malaka juga gak ada yang nangis,
tragis emang nasib pendekar jomblo” dengan perasaan yang tidak menentu dia
meninggalkan martapura negeri yang telah membesarkan dia, dengan diiringi
hujan yang sangat lebat akhirnya dia tiba juga di bandara syamsudin noor “busyet
ni bandara kayak pasar ikan bejubel orangnya” tapi dia memperhatikan banyak
orang yang menangis dan terisak-isak “eit jangan geer dulu, ntu yang nangis
para pengantar jamaah umroh, bukan nangisin pendekar jomblo he he he” sebelum
masuk untuk boarding pass sang pendekar ikut antrian yang mengular di bandara “pendekar nya taat aturan juga ya” sampailah
giliran sang pendekar boarding pass, sang petugas bandara matanya terbelalak
seolah tak percaya melihat penampilan sang pendekar yang mau kesingapura, mau
kesingapur ya pak ? (dengan nada yang masih ragu) Ya, jawab sang pendekar “sang pendekar menggerutu di dalam hati, emang
salah kalo orang kampung kesingapur? ” akhirnya sang pendekar berangkat juga
naik pesawat dengan hati senang dan riang.
(ok sampai sini aja dulu ya, ntar di sambung lagi)
(jangan lupa coment ya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar